Hari ini "radang tenggorokan" menjadi kata kunci pencarian di google secara Naufal lagi kena nih radang. Ada banyak artikel yang dah kebaca, salah satunya yang ada di bawah ini. Mungkin suatu saat membutuhkannya... -------------------------------------
Jangan anggap sepele radang tenggorokan. Penyakit yang terkesan ringan ini jika dibiarkan berdampak fatal.
Radang tenggorokan atau faringitis adalah peradangan atau infeksi pada tenggorokan. Infeksi ini termasuk golongan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) bagian atas. "Biasanya, radang tenggorokan paling banyak menyerang usia batita dan akan menyerang pada kondisi tertentu. Misal, anak kurang beristirahat, pergantian cuaca yang tak mendukung dan lingkungan sekitarnya sudah terkena," papar dr. Bambang Supriyatno, bagian Pulmonologi Anak, RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Adapun penularan radang tenggorokan melalui pernapasan. Misal, orang tua terkena radang tenggorokan atau flu, maka biasanya orang-orang serumah akan mudah tertular. Terlebih pada balita, yang umumnya memiliki daya tahan tubuh kurang bagus.
TOLERANSINYA 6-7 KALI PER TAHUN
Penyakit ini paling sering disebabkan virus, dengan gejala umum yang menyertai, seperti halnya jika terjadi infeksi, yaitu panas. "Tapi, panasnya tak terlalu tinggi." Juga berdahak dan kadang disertai linu-linu pada otot, pusing, serta keluar air mata. Mata tak berwarna merah, tapi jika terkena cahaya akan merasa silau. "Karena merasa linu-linu di tubuhnya, tak jarang anak akan berkurang aktivitasnya atau jadi pendiam dan kadang rewel."
Wajarnya, radang tenggorokan pada anak toleransinya antara 6-7 kali per tahun. Jadi, Bu-Pak, masih dalam batas wajar jika balita terkena radang tenggorokan sampai 6-7 kali per tahun. Barulah jika lebih dari itu, orang tua harus mewaspadainya. Sebab, pasti ada sesuatu yang salah. "Biasanya ini terjadi pada anak-anak yang alergi. Pada balita golongan ini, cuaca yang tak mendukung memudahkan terjadi pembengkakan pada saluran napas. Sebab, mereka tak tahan pada pergantian cuaca, hingga mudah terinfeksi suatu virus. Akibatnya, anak mudah terkena radang tenggorokan."
Adapun faktor alergi yang paling sering adalah rhinitis alergi atau faringitis alergika, yakni semacam peradangan di saluran hidung yang diakibatkan oleh alergi. Ini terjadi karena perubahan cuaca dari panas ke dingin atau dari dingin ke panas, kelembaban udara, dan faktor makanan.
MENIMBULKAN KOMPLIKASI
Radang tenggorokan bisa ringan, bisa berat. Yang ringan, jika dilihat tenggorokannya berwarna kemerahan. Namun bila dibiarkan, akan berlanjut ke ISPA bawah, yang disebabkan bakteri. "Bukankah saluran pernapasan antara atas dan bawah saling berhubungan? Karena strukturnya hampir sama, maka jika terjadi infeksi di ISPA atas, biasanya juga akan mengena pada ISPA bawah atau pneumonia. Penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor satu pada balita."
Pada radang tenggorokan yang disebabkan bakteri ini, biasanya didahului dengan panas badan yang tinggi, lalu di dalam tenggorokan terdapat detritus atau semacam kotoran berwarna putih-putih. Atau bahkan terjadi pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher, yang sebenarnya berfungsi membentengi agar bakteri tak menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya leukosit atau sel darah putihnya juga akan meningkat. "Karena itu, pada radang tenggorokan yang disebabkan bakteri, diperlukan pemeriksaan darah."
Jika radang tenggorokan ini tak ditangani dengan baik, dan karena ada kuman tertentu, bisa menyebabkan kelainan jantung di kemudian hari. Bahkan juga bisa menyebabkan gagal ginjal, sekitar 5-15 tahun kemudian. Biasanya hal ini disebabkan kuman streptococus beta hemolitikus. Kuman tersebut mengeluarkan semacam toksin atau racun yang menempel pada jantung atau ginjal. Itu sebab, lama sakit tak boleh lebih dari 14 hari atau dua minggu. "Kalau lebih dari dua minggu, batuknya berulang, orang tua mesti waspada. Sebab terjadi sesuatu yang tak begitu bagus."
BANYAK BERISTIRAHAT
Sebenarnya, radang tenggorokan dapat sembuh sendiri meski tak diobati. Cukup dengan banyak istirahat dan makan makanan bergizi, terutama mencakup empat sehat lima sempurna.
Namun, karena tak semua penyakit yang disebabkan virus bisa diperlakukan demikian, "Biasanya untuk radang tenggorokan ini, dokter akan memberikan obat simptomatik." Jadi, mengobati simptom-simptomnya, bukan mengobati virusnya. Kalau batuk, misal, maka yang diberikan adalah obat batuk, bukan obat penekan batuk. Lalu jika anak panas, diberikan obat penurun panas. Pada anak balita, panas yang tinggi juga akan membahayakan. Sebab, bisa menyebabkan kejang atau stuip. Tak hanya itu, panas yang tinggi juga bisa menyebabkan anak dehidrasi karena akan terjadi penguapan cairan yang lebih banyak. "Jadi,panas yang tinggi juga harus diturunkan dengan obat antipiretik atau obat penurun panas." Umumnya, radang tenggorokan ringan perlu minimal 3-5 hari untuk penyembuhan.
Kiat Mencegah Radang Tenggorokan
Saran Bambang, sebaiknya anak dijauhkan dari orang yang terkena radang tenggorokan. Meskipun ini tak akan mudah. Mungkin Bapak-Ibu bisa menggunakan masker. Kemudian, beri anak makanan dengan gizi baik dan istirahat cukup. "Biasanya jika gizi tak mencukupi, anak mudah tertular virus tersebut. Sebaliknya, bila kondisi tubuh balita bagus, maka daya tahan tubuhnya lebih bagus dan tak akan mudah tertular."
Tetapi seringkali balita sangat rentan, hingga sebaiknya orang tua melarang anak bersekolah lebih dulu kalau memang sedang terkena radang tenggorokan. Sebab, bisa menulari teman-temannya. Selain itu, sebaiknya orang tua segera membawa anak pergi ke dokter agar penyakit ini tak berlanjut.
Si Kecil Jadi Malas Makan
Biasanya, ketika sakit radang tenggorokan, anak jadi malas makan. Sebenarnya, tutur Bambang, malas makan ini bisa dimaklumi, karena anak merasa sakit jika menelan. Hanya saja, bila anak tak mau makan, efeknya akan banyak sekali. Sementara cadangan-cadangan makanan dalam tubuhnya akan dipakai untuk menetralisir dan mempertahankan keadaan gula darahnya supaya normal. Kalau cadangan tersebut terpakai, sementara kondisinya sedang buruk, tentu tubuhnya bisa mengalami dehidrasi. Akibatnya, akan banyak timbul asam-asam laktat yang membuat anak jadi mudah capai dan napas jadi sesak.
Nah, agar anak mau makan, orang tua harus melakukan variasi makanan yang sarat gizi. Selain itu, anak harus berpantang minuman dingin atau es dan snack yang banyak mengandung MSG serta bumbu merangsang.
Erni Koesworini