t
Lilypie 1st Birthday Ticker

« Home | [Artikel] Apa yang Dibutuhkan Anak Laki-laki dari ... » | Original vs bajakan » | Senin - Beli CD » | [Artikel] Fenomena penggunaan HP » | Sepeda... sepeda.... sepeda.... » | [Photo] Mbak Rara » | [Photo] Kenangan di awal tahun 2005 » | [Photo] Shopping session » | Berhitung & "Pok ame-ame" » | How a wonderfull weekend »

[Artikel] Bermain Bersama Ayah

Melakukan permainan yang khas laki-laki memperkaya batin si kecil. Ayo... ayah, ajak putra-putri Anda menikmati saat-saat indah bersama!

Bermain bersama ayah memang seru. Berbagai permainan khas laki-laki; seperti bermain bola, memancing, atau bermain layang-layang, jarang didapat dari kedekatan seorang anak dengan ibunya. Menurut para ahli, ayah punya inisiatif lebih tinggi untuk melakukan permainan-permainan yang lebih menantang dan penuh eksperimen. Beda cara antara ayah dan ibu dalam mengajak anak bermain, memperkaya batin si kecil.

Meningkatkan kemampuan kognitif
Semakin kerap anak berkesempatan bermain dengan ayah, semakin baik. Ayah biasanya mengajarkan kompetisi yang dapat melatih kemampuan mental dan fisik anak untuk belajar mengeksplorasi dunia dan mengenal kemampuan tubuhnya.
Jika ayah bermain dengan gadis kecilnya, ‘keperkasaan' ayah merasuk dalam diri anak. Ayah dengan cara-cara bermainnya yang khas menawarkan dunia yang lebih luas dan menantang. Sedangkan bagi si perjaka cilik, permainan khas laki-laki yang ditawarkan ayah memberinya model tepat yang membantunya mengidentifikasikan diri pada sisi-sisi maskulin seorang laki-laki.
Interaksi ayah dan putra-putrinya sejak dini melalui berbagai permainan bersama terbukti meningkatkan kemampuan kognitif anak. Seringnya ayah-anak bermain bersama, si kecil belajar cara-cara menyelesaikan masalah, berkompetisi, kemandirian dan wawasan berpikirnya terbuka luas. A nak-anak yang merasa asyik bermain dengan ayah biasanya lebih mudah bersosialisasi, dan lebih berani, terutama dalam mengemukakan pendapat.

Dari memancing hingga bermain boneka
Ayah pada umumnya mengajarkan permainan yang lebih ‘kasar' khas laki-laki; seperti tinju-tinjuan, kejar-kejaran atau berbagai permainan yang banyak melibatkan kegiatan fisik. Dalam buku The Father's Almanac yang disusun S. Adam Sullivan disinggung bagaimana anak biasanya tidur lebih nyenyak dan bangun lebih ceria setelah bermain dengan ayahnya. Namun hati-hati Yah! Jika permainan terlalu seru dan melelahkan, si kecil justru mengalami hal yang sebaliknya. Ia jadi sulit tidur dan uring-uringan.
Jika ayah bingung mengajak si kecil bermain, cobalah ingat-ingat permainan apa yang biasa Anda lakukan ketika anak-anak. Apakah bermain layang-layang, bola atau memancing? Lalu buatlah permainan serupa yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan anak.
Memancing, misalnya. Jika si kecil masih terlalu kecil untuk diajak memancing di danau, mengapa tidak Anda buat alat pancing sederhana dan ikan-ikanan hasil kreativitas Anda. Biarkan anak memancing ikan-ikan hasil karya Anda. Dijamin mainan buatan ayah bikin anak semakin gembira.
Jika si kecil memaksa Anda ikut memainkan boneka Barbienya, jangan buru-buru menggerutu. Ikuti saja keinginannya dan perhatikan kejutan yang akan Anda dapatkan dari permainan ini. Beberapa ayah mengatakan mereka justru mendapatkan banyak hal melalui permainan boneka. Cara si kecil berbicara atau berkomunikasi dengan bonekanya merupakan refleksi dari cara keluarga Anda berkomunikasi, sehingga jika Anda peka si kecil justru banyak memberikan masukan apakah cara Anda sekeluarga berkomunikasi selama ini sudah pas atau perlu dibenahi?
Bermain dengan si kecil memang tidak terlalu mudah bagi sebagian ayah namun cobalah menikmati. Bermain tak hanya berhubungan dengan alat permainan atau lingkungan yang menyenangkan, tapi juga kehadiran ayah sangat anak butuhkan sebagai teman bermain yang mengasyikkan. Bila Anda belum bermain dengan si kecil hari ini, ayo segera ajak dia bermain.

Esthi Nimita Lubis, sumber : Ayahbunda-online

*) Again, again & again, thanks to Papa for being a great father in our family.